TARI ANGGUK
 |
www.kulonprogokab.go.id |
Tari Angguk
Tari Angguk adalah tarian tradisional yang berasal dari Yogyakarta dan menceritakan kisah tentang Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayengrono dalam Serat Ambiyo.Tarian ini
dimainkan secara berkelompok oleh 15 penari wanita yang berkostum menyerupai serdadu Belanda Tarian ini biasanya dimainkan
selama durasi 3 hingga 7 jam. Pada
mulanya Tari Angguk adalah tari permainan atau hiburan yang
biasa dimainkan oleh muda- mudi. Namun dalam perkembangannya. Pada
mulanya angguk hanya dimainkan oleh kaum laki-laki saja. Namun,
dalam perkembangan selanjutnya tarian ini juga dimainkan oleh kaum
perempuan. Para pemain angguk ini mengenakan busana yang terdiri dari
dua macam, yaitu busana yang dikenakan oleh kelompok penari dan busana
yang dikenakan oleh kelompok pengiring. Busana yang dikenakan oleh
kelompok penari mirip dengan busana prajurit Kompeni Belanda, yaitu:
- baju berwarna hitam berlengan panjang yang dibagian dada dan
punggungnya diberi hiasan lipatan-lipatan kain kecil yang memanjang
serta berkelok-kelok
- celana sepanjang lutut yang dihiasi pelet vertikal berwarna merah-putih di sisi luarnya
- topi
berwarna hitam dengan pinggir topi diberi kain berwarna merah-putih dan
kuning emas. Bagian depan topi ini memakai “jambul” yang terbuat dari
rambut ekor kuda atau bulu-bulu
- selendang yang digunakan sebagai penyekat antara baju dan celana
- kacamata hitam
- kaos kaki selutut berwarna merah atau kuning
- rompi berwarna-warni
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari Angguk diantaranya adalah:
- kendang
- bedug
- tambur
- kencreng
- rebana (2 buah)
- terbang besar
- jedor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar